Sumber gambar: Pinterest.com
Holaa..
Kembali lagi dengan mimin. Nah kali ini mimin mau bahas tentang breasfeeding father atau bisa dikenal dengan ayah ASI. What? Ayah ASI? Emang ayah bisa memberikan ASI ya? Nah, ini ada info menarik bagi kalian yang baru saja menjadi orangtua, atau mungkin yang akan menjadi orangtua. So.. papa muda ini harus stay tune baca artikelnya ya.. bukan Cuma mama muda hehe..
Breastfeeding father adalah bapak yang ikut andil mendukung istri menyusui bayinya. Breastfeeding father dapat dilakukan selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Dengan Breastfeeding father diharapkan kedekatan emosi antara ayah, ibu, dan bayi akan lebih baik.
Akan tetapi, sebagian besar suami berfikir bahwa menyusui adalah proses yang hanya melibatkan dua pihak yaitu ibu dan bayi. Keterlibatan suami dapat dilakukan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Pada masa kehamilan diharapkan suami atau calon ayah mulai berinteraksi dengan janin sehingga menjadi sebuah perkenalan yang baik.
Breastfeeding father pada masa kehamilan dapat dilakukan dengan mencari fasilitas kesehatan untuk persalinan, menemani istri untuk memeriksakan kehamilan dan melakukan senam hamil.
Dengan adanya peran suami sebagai Breastfeeding father pada masa kehamilan diharapkan dapat meningkatkan keyakinan ibu dan menambah kenyamanan ibu serta kedekatan hubungan ayah, ibu dan anak. Pada kehamilan pertama banyak istri yang merasa kecemasan karena belum mempunyai pengalaman sebelumnya. Pada situasi seperti ini, dukungan suami akan sangat menentramkan hati. Suami harus memberikan perhatian yang lebih besar pada istri yang tengah hamil dibandingkan dengan sebelumnya. Tidak diperkenankan membuat istri cemas dan khawatir, sehingga bisa berdampak negatif kepada proses kehamilannya.
Pada masa pasca persalinan, seorang ibu memerlukan dukungan dari petugas kesehatan, kondisi emosional dan psiokologis suami serta keluarganya. (Sarwono Prawirohardjo, 2014). Peran yang dapat dilakukan suami selama persalinan adalah mendampingi ketika persalinan, memberikan kata-kata positif dan pujian serta meng-adzankan bayi untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu. Kehadiran suami ketika melahirkan sangat berpengaruh terhadap perasaan istri. Perasaan cemas, takut, khawatir menjelang dan selama proses melahirkan, akan terkurangi atau terhilangkan dengan kehadiran suami yang terus menemani di sampingnya. Saat istri mulai mengejan, maka suami memegang tangan istri dengan kuat.
Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting bagi ibu karena pada masa ini seorang wanita akan memasuki peran baru sebagai seorang ibu. Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres. Masa nifas mempengaruhi sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua. Kondisi ini dipengaruhi oleh respon dan support dari keluarga dan teman dekat, riwayat pengalaman hamil dan melahirkan lalu serta harapan ataupun keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. (Astutik Reni Yuli, 2015).
Bentuk keterlibatan ayah antara lain memastikan ibu merasa nyaman dan rileks saat sedang menyusui, memeriksa posisi bayi, memastikan ibu memiliki waktu tidur dan istirahat yang cukup, menjaga dan bermain bersama anak yang lebih tua, menyemangati dan memijiti ibu, membantu ibu saat mengalami kesulitan dalam menyusui, menciptakan jalinan komunikasi yang baik, menggendong bayi ke ibu saat bayi ingin disusui, menyendawakan bayi, mengganti popok, memandikan bayi, memijat bayi, mengajak bayi bicara, bermain, dan bernyanyi.
Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dari pasangan merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan (Entwistle, Doering, 1981; Mercer, 1981 dalam Bobak 2005). Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya adalah ayah dari bayinya (Richardson, 1983 dalam Bobak 2005). Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih muda melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980; May, 1982 dalam Bobak 2005).
So, itu dia seputar breastfeeding father.. tulisan ini buka karya mimin ya.. ini mimin hanya merangkum dari sebuah jurnal penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurafifah.
Untuk bisa membaca secara lengkap, mimin cantumkan linknya dibawah ini.
Comments