Sumber: Pinterest (https://pin.it/5VDs646)
Halo sobat gizi! setelah mengetahui apa itu ASI Eksklusif dan manfaatnya bagi Ibu dan bayi, kali ini kita akan membahas komponen zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Seberapa banyak dan bermacamnya sih zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI? Yuk kita ulas dalam edisi kali ini!
WHO merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Zat-zat gizi yang terkandung di dalam ASI cukup banyak dan bersifat spesifik pada setiap Ibu. Komposisi ASI dapat berubah dan berbeda dari waktu ke waktu disesuaikan dengan kebutuhan bayi sesuai dengan usianya.
Komponen zat gizi di dalam ASI terdiri atas:
MAKRONURIENT
Air
ASI mengandung lebih dari 80% air dan mengandung semua cairan yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir. Bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan cairan lainnya meskipun berada suhu udara di sekitarnya panas.
Protein
ASI mengandung protein yang berfungsi sebagai pembentuk sel-sel tubuh bayi. Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dari protein susu sapi. Protein dalam ASI terdiri dari:
Whey, merupakan protein yang tahan terhadap susasana asam, mudah larut dalam air, mudah dicerna dan mudah diserap oleh usus bayi.
Kasein, merupakan protein yang memiliki konsistensi kental dan lebih sulit dicerna usus bayi. Kasein dan whey berfungsi membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi.
Asam amino taurine, adalah asam amino esensial yang bermanfaat untuk pertumbuhan mata dan sel otak.
Laktoferin, membantu mengangkut zat besi dari air susu ke darah bayi dan mencegah pertumbuhan bakteri yang memerlukan zat besi.
Lisozim, merupakan protein khusus yang berfungsi membunuh bakteri sehingga disebut sebagai antibiotik alami.
Lemak
ASI merupakan sumber energi dan sumber asam lemak esensial. Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak yang cepat. Asam lemak dalam ASI kaya akan asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam alfa linolenat.
Lemak Omega 3 dan Omega 6 yang terkandung di dalam ASI berperan untuk perkembangan otak bayi. Selain itu, juga terdapat asam lemak tak jenuh rantai panjang, seperti decosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic acid (ARA) untuk pembentukan sel otak serta perkembangan saraf dan retina mata.
Kandungan asam lemak tersebut tidak terdapat dalam susu sapi, sehingga dalam pembuatan susu formula diberi tambahan DHA dan ARA.
Karbohidrat
Laktosa (gula susu) adalah karbohidrat utama dalam ASI. Di dalam usus, laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat dan bermanfaat dalam:
Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen
Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang menghasilkan asam organik dalam usus bayi dan mensintesa beberapa jenis vitamin
Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium dan magnesium
Laktosa berperan penting untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan otak bayi dan sistem saraf pusat, meningkatkan penyerapan kalsium dan zat besi, serta diperlukan untuk mikro flora usus bayi.
Penyerapan laktosa ASI lebih baik jika dibandingkan dengan penyerapan laktosa susu sapi atau susu formula sehingga jarang terjadi bayi yang mendapatkan ASI mengalami intoleransi laktosa.
Karnitin
Karnitin berperan dalam membantu proses pembentukan energi untuk metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui. Konsentrasi karnitin dalam tubuh bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan pada bayi yang diberikan susu formula.
MIKRONUTRIEN
Vitamin
Vitamin A: terdapat dalam kolostrum, bermanfaat untuk kesehatan mata, kekebalan tubuh, tumbuh kembang, dan daya tahan tubuh bayi.
Vitamin B: mencegah anemia, kurang nafsu makan, perkembangan lambat, dan iritasi kulit.
Vitamin C: sebagai antioksidan, pertumbuhan gigi dan tulang bayi.
Vitamin D: mencegah penyakit tulang dan penyerapan kalsium.
Vitamin E: berperan untuk ketahanan dinding sel darah merah dan mencegah anemia.
Vitamin K: membantu proses pembekuan darah.
Mineral
Kalsium: berperan dalam pertumbuhan jaringan otot dan rangka, membantu proses pembekuan darah, mencegah kulit kemerahan, mempercepat pertumbuhan bayi.
Zat besi: mencegah bayi kekurangan zat besi dan anemia. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dibandingkan pada susu formula.
Zink: membantu metabolisme dalam tubuh bayi.
Selenium: membantu proses pertumbuhan.
Zat Antibodi
ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama sebagai berikut:
Kolostrum: melindungi bayi dari infeksi.
Immunoglobulin: berfungsi melapisi usus bayi dan mencegah masuknya kuman, membunuh kuman, dan sebagai antibiotik alami.
Lisozim: antibiotik alami melawan bakteri berbahaya.
Lactobacillus: bakteri usus yang bermanfaat.
Laktoferin: menyehatkan saluran pencernaan.
Leukosit (sel darah putih): melawan infeksi, sistem imun, dan membantu mengedarkan enzim di dalam tubuh bayi.
Waah, ternyata cukup beragam dan lengkap ya zat-zat gizi yang terdapat di dalam ASI. Agar ASI yang diberikan tetap berkualitas, Ibu bisa mengatur konsumsi makanan selama masa menyusui.
Demikianlah beberapa ulasan mengenai komponen zat-zat gizi ASI. Semoga ulasan yang disajikan dapat bermanfaat, menambah wawasan kita serta bisa meningkatkan pemberian ASI pada bayi atau anak. Salam sehat, aman, dan bergizi!
Referensi
Almatsier, S., Soetardjo, S., Soekatri, M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Widiartini, I.A.P. 2017. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Darul Hikmah, Sleman.
Wijaya, F.A. 2019. ASI Eksklusif: Nutrisi Ideal untuk Bayi 0-6 Bulan. Continuing Medical Education, 46 (4).
Comments